menu

Rabu, 30 September 2015

AKU RINDU KESAKTIANMU




48 tahun silam
begitu dramatis dirimu menepis peluru-peluru komunis
tameng dadamu tak bergeming
meski darah membasahi negeri
Bintang tetap berpijar
menghempaskan atheisme

inilah kesaktianmu
menjunjung tinggi bintang
mengesakan Tuhan

kini...
Pijarmu meredup tertutup tafsir eksklusif
menghancurkan liyan
berdalih membasmi kemungkaran
menegakkan kemakrufan

aku rindu kesaktianmu memendarkan
cahaya bintang yang menyinari
cahaya bintang yang menghangatkan
dalam keesaan Tuhan

karat ketamakan menistakan persamaan
karat nafsu pribadi melecehkan kebersamaan
Karat keserakahan menghancurkan kemanusian
Rantaimu hampir putus
manusia sudah tak peduli keadilan
semua serba memikirkan dirinya sendiri
manusia sudah tak beradab
semua yang penting didapat

aku rindu kesaktianmu menghapus
karat yang merapuhkan manusia
menjadi tak adil dan beradab

begitu pula kegersangan
mengancam kerindangan beringinmu
perkara kecil memicu tercerabutnya akar persatuan
tidak makan akar dicabut
tidak sefaham akar dicabut
tidak searah akar dicabut
semua tercerabut, beringin pun goyah
Persatuan akan punah

aku rindu kesaktianmu menyemai
memupuk akar mengokohkan beringin
menghijaukan persatuan

keliaran juga merasuk di banteng-bantengmu
banteng lupa sebagai banteng
bertugas menjadi wakil rakyat
menyampaikan hikmah dan kebijaksanaan
banteng sibuk menyeruduk yang berbeda
tak peduli itu rakyat atau apa
yang penting ia terus mengunyah
persetan dengan rakyat
banteng mewakili untuk berkuasa
bukan untuk memimpin

aku rindu kesaktianmu menjinakkan
banteng liar menjadi penurut
mengemban amanah menghikmahkan kebijaksanaan

ketandusan bagi padi dan kapasmu
juga menjalar seram
orang kaya saja yang menikmati padi
orang berpangkat saja yang menyandang kapas
Rakyat kecil dihempaskan
tak peduli benar salah
orang besar dijunjung
tak peduli pangeran atau bajingan
tak ada namanya keadilan sosial
yang ada hanya untuk segelintir orang

aku rindu kesaktianmu menyuburkan
menumbuhkan padi dan kapas
membagi dengan adil

aku rindu kesaktianmu Pancasila


Bunder, 01 Oktober 2013
AYUNG NOTONEGORO


Tidak ada komentar: