48 tahun
silam
begitu
dramatis dirimu menepis peluru-peluru komunis
tameng
dadamu tak bergeming
meski
darah membasahi negeri
Bintang
tetap berpijar
menghempaskan
atheisme
inilah
kesaktianmu
menjunjung
tinggi bintang
mengesakan
Tuhan
kini...
Pijarmu
meredup tertutup tafsir eksklusif
menghancurkan
liyan
berdalih
membasmi kemungkaran
menegakkan
kemakrufan
aku
rindu kesaktianmu memendarkan
cahaya
bintang yang menyinari
cahaya
bintang yang menghangatkan
dalam
keesaan Tuhan
karat
ketamakan menistakan persamaan
karat
nafsu pribadi melecehkan kebersamaan
Karat
keserakahan menghancurkan kemanusian
Rantaimu
hampir putus
manusia
sudah tak peduli keadilan
semua
serba memikirkan dirinya sendiri
manusia
sudah tak beradab
semua
yang penting didapat
aku
rindu kesaktianmu menghapus
karat
yang merapuhkan manusia
menjadi
tak adil dan beradab
begitu
pula kegersangan
mengancam
kerindangan beringinmu
perkara
kecil memicu tercerabutnya akar persatuan
tidak
makan akar dicabut
tidak
sefaham akar dicabut
tidak
searah akar dicabut
semua
tercerabut, beringin pun goyah
Persatuan
akan punah
aku
rindu kesaktianmu menyemai
memupuk
akar mengokohkan beringin
menghijaukan
persatuan
keliaran
juga merasuk di banteng-bantengmu
banteng
lupa sebagai banteng
bertugas
menjadi wakil rakyat
menyampaikan
hikmah dan kebijaksanaan
banteng
sibuk menyeruduk yang berbeda
tak
peduli itu rakyat atau apa
yang
penting ia terus mengunyah
persetan
dengan rakyat
banteng
mewakili untuk berkuasa
bukan
untuk memimpin
aku
rindu kesaktianmu menjinakkan
banteng
liar menjadi penurut
mengemban
amanah menghikmahkan kebijaksanaan
ketandusan
bagi padi dan kapasmu
juga
menjalar seram
orang
kaya saja yang menikmati padi
orang
berpangkat saja yang menyandang kapas
Rakyat
kecil dihempaskan
tak
peduli benar salah
orang
besar dijunjung
tak
peduli pangeran atau bajingan
tak ada
namanya keadilan sosial
yang ada
hanya untuk segelintir orang
aku
rindu kesaktianmu menyuburkan
menumbuhkan
padi dan kapas
membagi
dengan adil
aku
rindu kesaktianmu Pancasila
Bunder, 01 Oktober 2013
AYUNG NOTONEGORO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar