menu

Senin, 16 Juli 2012

Marhaban Ya Sahru Romadlon







Marhaban Ya Sahru Romadlon
Man shoma romadhona imanan wakhtisaban, ghufirolahu ma taqodama min dzanbih. Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosanya yang telah lalu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
            Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa kita lapar2 puasa.., begitulah cuplikan lagu bimbo yang sejak dahulu menjadi backsound ketika bulan suci romadlon tiba, sebentar lagi bulan yang di dalamnya terdapat malam seribu bulan (lailatul qodar), bulan yang didalamnya terdapat kisah rosul kita mendapatkan wahyu pertamanya (nuzulul quran) bulan dimana anak kos-kosan bisa berbuka gratis di Masjid-masjid..
Kawan, begitu istimewa bulan ini sampai kita harus melakukakan ibadah yang unik yaitu puasa, kenapa saya bilang unik? Puasa itu murni diri kita dan tuhan saja yang tahu, puasa itu melatih kedisiplinan dan kejujuran, dan puasa itu mendorong kita untuk selalu berbuat baik.
 Puasa bukanlah sebatas menahan lapar dan haus sejak mulai terbitnya pagi hingga terbenamnya matahari. Bila direnungi makna dari puasa itu sendiri, maka akan kita dapati ada beberapa hikmah yang terkadang luput dari perenungan kita.
Disabdakan dalam hadist Nabi: ada tiga pintu syurga yang bernama Rayyan, dan hanya mereka yang berpuasa diizinkan untuk melalui pintu itu, seseorang yang masuk melaluinya maka tidak akan pernah merasa haus.
Puasa ada tingkatan tertentu, dan tingkatan tersebut hanya diri kita sendirilah yang bisa mengukurnya. Tingkatan tersebut antara lain puasa umum, puasa khusus,dan puasa khusus yang dikhususkan.
Puasa umum disini adalah puasa dhohiriah, sebagaimana yang telah kita jalankan yaitu dengan menahan lapar, dahaga, juga menahan diri dari mengikuti hawa nafsu.
Puasa khusus adalah menahan pendengaran, pendangan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan kita untuk tidak mengerjakan kemaksiatan. Misalnya menahan telinga kita untuk tidak mendengarkan kebohongan, atau menahan pandangan mata kita untuk tidak melihat hal-hal yang mendorong diri kita untuk berbuat kemaksiatan, serta menahan lisan kita untuk tidak berkata bohong pada orang lain. Berapa banyak kebohongan yang kita lakukan tanpa kita sadari baik itu bohong yang bersifat sepele maupun besar. Dan sebagainya.
Puasa khusus yang dikhususkan adalah puasa hati, yaitu puasa hati dari memperturutkan diri untuk memikirkan hal-hal duniawi, menahan diri dari untuk tetap istiqomah hanya memikirkan Allah dan selalu mengingatnya, jika mendapatkan kenikmatan maka tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur dan jika mendapatkan musibah tidak pernah mengeluh, selain hanya berkata "sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali". Inilah derajat tertinggi dari puasa. Kembali pada diri kita sendirilah yang bisa mengukur sampai di derajat manakah puasa yang selama ini kita jalankan. Sudahkah puasa tersebut bisa betul-betul terefleksikan dalam keseharian kita?  
Kawan meskipun kita masih belum bisa mencapai tingkatan yang paling sempurna, setidaknya kita bisa melatih diri kita untuk menjadi lebih baik lagi, jadi kalau di hitung BEP nya kita masih untung dan bukan termasuk orang yang merugi, seperti sabada nabi muhammad:
“Merugilah orang yang namaku disebut disisinya lalu ia tidak membaca shalawat kepadaku, merugilah orang yang memasuki Ramadhan, kemudian Ramadhan pergi sementara dosa-dosanya  belum terampuni, dan merugilah orang yang kedua orangtuanya berumur tua di sisinya, lalu keduanya tidak menyebabkannya masuk surga.
(HR. Tirmidzi; hadits hasan-shahih)
            Puasa Romadlon hanya tinggal hitungan jari, persiapkan semua yang perlu kamu siapkan, seperti kamu menyambut orang-orang yang kamu hormati dan yang kau sangat sayangi, ahir kata saya dari KRU RBM (rumah baca mawar) meminta maaf sebesar-besar nya pada para pembaca dan selamt menjalankan ibadah puasa