menu

Sabtu, 07 Januari 2012

setitik mimpi di seribu asa


Ehem….
                Tinggalkanlah gengsi hidup berawal dari mimpi, malam ini aku punya rencana yang tidak begitu hebat, memang hidup tak selalu indah dan kadang tak sesuai dengan harapan kita, dimana tak jarang kita mendapat penolakan, cemoohan, sedikit sanjungan dan banyak hambatan… itulah secuil kehidupan, tapi coba aku cari setitik harapan dari sejuta mimpi yang selama ini aku rajut bersama alam bawah sadarku, di alam bawah sadar ku, aku bebas meng ekspresikan semua yang aku mau, mulai dari hal yang sepele sampai yang kompleks..
                Membaca, dalam kitabku alquran mengajarkan kita harus membaca, membaca apa saja, dengan begitu kita akan tahu sesuatu, kita bisa memilah sesuatu, kita bisa menentukan sesuatu, tapi setelah membaca apa yang akan kita lakukan? Seberapa banyak buku yang aku baca tapi begitu selesai membaca , selesai juga imajinasiku dalam menikmati dunianya…
                Do (mengerjakan) setiap kepala mempunyai tujuan masing-masing yang berbeda, salah satu tujuanku adalah menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca, tentunya tak cukup suasananya saja tapi kalau tidak ada yang dibaca sama saja bohong..
                Bagaimana kalau kita menemui sebuah kampong kecil yang ada di sebelah timur pulau jawa ini ada sederet anak-anak, muda-mudi berkumpul di sebuah gubuk yang sederhana  sedang membaca dan berdiskusi, kampong yang sederhana itu tak ada kenakalan remaja, dan semuanya mempunyai pekerjaan dan rajin ketempat ibadah, dan para pemuka agama yang hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan, sejuk, bersih, tak perlu banyak gedung mewah disana, tak perlu padat alat transportasi disana, hanya ada sepeda onthel dan sedikit motor, dan hanya dongkar yang berlalu lalang,
                Desa itu sangat potensial menurutku, sawah terhampar luas, pantai yang indah membatasi desa itu, apalagi tak jauh telah dibangun lapter, sangat istemewa bukan.
                Dengan kondisi diatas saya mencoba menerapkan sebuah teori yang simple, yaitu tetap mempertahankan budaya dan alamnya, tetapi merubah main set orangnya agar dapat  memfilter semua hal baru yang masuk

Tidak ada komentar: