menu

Senin, 13 Februari 2012

Agama, Kultur dan Gerakan (Oleh : Ayung)

Ketika sesuatu mengalami suatu tekanan (pressure) maka sesuatu yang tertekan tersebut akan balik menekan kepada penekan ataupun kepada sekitarnya, baik dengan tekanan yang sama ataupun tekanan yang lebih kecil bahkan lebih besar. Itulah hukum kekekalan energi. hukum kekekalan energi mungkin dapat dijadikan titik berangkat untuk menjelaskan relasi barat (Kristen) – timur (islam).
Kedua peradaban (agama dan kebudayaan) ini dalam lintasan sejarah saling melakukan “penekanan” satu sama lain. Ketika satu peradaban menjadi superior dan menekan peradaban yang lain, maka peradaban yang ditekan – otomatis merupakan peradaban yang lebih lemah – akan melakukan penekanan balik.
Memang, tekanan peradaban – the clash of civilizations dalam istilah Samuel Hutington – yang superior terhadap ke peradaban lebih kecil tidak melulu melahirkan serangan balik yang destruktif, namun juga menghasilkan apresiasi yang menimbulkan kolaborasi dan akulturasi peradaban.
Dari tesis inilah dapat dijadikan benang merah untuk menjelaskan kesamaan antara barat (Kristen) – timur (islam) dalam upaya saling mempengaruhi satu sama lain.
Kondisi umat (Negara) islam dewasa ini sama dengan kondisi barat (Kristen) pada abad kedelapan masehi dimana barat berada dalam masa kegelapan dan berada dibawah peradaban islam (timur). Ketika islam (bangsa Arab) pada abad kedelapan mulai memasuki Eropa (barat) yang masih barbar dan mulai membangun peradaban islam di Eropa merupakan awal “invasi perdaban” islam ke barat. Invasi peradaban ini mulai mengubah warna Eropa dengan wajah “islam”.
Invasi peradaban islam ke Eropa berpengaruh terhadap agama dan kebudayaan barat yang sebelumnya “gelap” menjadi lebih “terang”, minadz dzulumati ilaan nur. Proses invasi peradaban ini menimbulkan komunitas Mozarabs atau Arabisers , yaitu komunitas yang setuju dan banyak mengambil manfaat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang dibawa peradaban islam. Namun invasi peradaban ini juga menimbulkan kelompok – kelompok yang kontra, seperti para martir yang mengorbankan nyawanya dengan melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad sebagai bentuk perlawanan terhadap peradaban islam (lihat: Karen Amstrong: Muhammad, A History of Prophet).
Saat ini kondisi berbalik 180 derajat dimana dulu islam (timur) menginvasi barat tapi sekarang justru barat yang menginvasi peradaban timur (islam). Invasi kebudayaan ini juga menimbulkan reaksi yang sama dengan reaksi bangsa barat dulu. Banyak umat islam (orang timur) yang menimba ilmu ke barat karena kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga membentuk komunitas yang pro-barat dengan sederet filterasi maupun dengan mutlak dalam menerimanya. Namun juga menimbulkan kelompok – kelompok yang kontra terhadap kebudayaan barat sehingga menimbulkan aksi – aksi ekstrimis dan fundamentalis.
Para martir pada abad kedelapan ataupun para ekstrimis muslim saat ini merupakan orang-orang yang tercerabut dari akar kebudayaannya. Dimana akar – akar budaya yang ada tergantikan dengan unsur budaya yang lain. Pergantian kebudayaan ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi sebagian orang bahkan bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan. Ketika dua kebudayaan bertemu dan terjadi benturan – benturan maka itu merupakan pemicu suatu konflik, sebagaimana tesis Samuel Hutington.
Menurut Karen Amstrong, ketika suatu akar-akar kebudayaan ini tercerabut maka akan timbul gejala pelarian terhadap kehidupan keberagamaan yang semakin agresif. Keberagamaan yang agresif inilah yang akan menjadi pemicu konflik sebagaimana yang terlihat, baik dari para martir Kristen abad kedelapan maupun para ekstrimis muslim saat ini.
Untuk bisa menghindari adanya konflik peradaban, perlu adanya penguatan kebudayan local agar tak tergerus kebudayaan asing yang pada akhirnya akan meninmbulkan kepanikan budaya sehingga memunculkan gerakan – gerakan ekstrim dan brutal.

1 komentar:

stenote mengatakan...

Artikel yang menarik, Ayung... Saya ingin berbagi artikel tentang Katedral di Florence di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/04/florence-di-piazza-del-duomo_11.html
Lihatlah juga videonya di Youtube https://youtu.be/OVEs_zYK_FQ