Lama sekali
aku tak mengunjungi blogku ini, blog yang dulunya ku bangun dengan sejuta
harapan dan asa, blog yang mungkin bisa menemaniku untuk mencapai sesuatu yang
ku impikan selama ini, meskipun mimpi itu semakin hari bukan semakin focus melainkan lama kelamaan menjadi blur dan kemudian menjadi abstrak.
Malam ini
kucoba sedikit demi sedikit mengumpulkan setiap resolusi yang pernah ada, agar
bisa menjadi suatu gambaran meskipun hanya berupa dot-dot dengan beribu warna, yang ku harap kelak menjadi singkron
dan mau menampakkan wujudnya.
Ya semangat penulis
kendor, sekendor celana jeans yang semakin hari semakin kebesaran, sudah banyak
waktu aku luangkan di toko-toko buku untuk membeli sejumlah buku atau sekedar berhayal
untuk memiliki semuanya, panasnya Jl.Semarang tak lagi menjadi kegiatanku.
Motivasi? Motivasi
apalagi yang harus di anut, ketika hanya hati dan idealisme yang memegang
kendali, dan sisa-sisa space diotak tak
sanggup lagi menampung file-file yang
banyak terinfeksi virus yang tak terkendali, terus menyebar dan berkembang
biak, ada yang bertugas mematikan fungsi logika, ada yang menonaktifakan
kreatifitas, dan ada juga yang bertugas memupuk rasa malas. Semua berjalan
dengan automatic.
Format? Simple
kan, semua akan hilang dan kosong lagi, kosong layaknya tong kosong di tengah
jalan yang tak nyaring dan hanya menjadi bahaya bagi pengguna jalan. Melupakan semua
mimpi-mimpi dan kerepotannya, Hidup tak
sesimple itu, terkadang hidup itu rumit, serumit source code.
Itulah kenapa
RBM tak lagi ada gaungnya, tak ada lagi teriakan yang memekik seperti puisinya
Khairil Anwar atau sefenominal resolusi jihad KH. Hasyim Asyari ketika melawan
penjajah kala itu.
mega proyek RBM |
Rumah baca
mawar masih terus beterbangan di atas kepala, meskipun sesekali menghilang
karna sudah bosan dengan janji-janji yang belum di tepati, tapi kemudian datang
kembali dengan senyuman dan membawa prototype tentang apa yang akan terjadi
bila dirinya bisa menjelma dari hanya suatu bayangan. Dengan semangat dia
mempresentasikan mega proyeknya, suasana desa yang asri dengan anak-anak
bermain ditaman ada yang sibuk membaca buku komik, novel, pelajaran, dan ada
yang sibuk menulis puisi, prosa, cerpen. Dan di sebelah musholla tampak anak
usia SD belajar bahasa asing dan mengaji, decak kagumku belum selesai ketika
sang angan membuka lembar selanjutnya, di ruangan yang tidak begitu besar dan
dinding-dinding yan tertutup buku para pemuda-pemudi berkumpul untuk berdikusi,
saling beradu asumsi dalam menyikapi suatu kasus yang sedang terjadi di desa
tersebut, apa itu di pinggir jalan kog sibuk banget kelihatannya, itu entrepreneur
muda dari desa ini, sebelah utara itu berjualan es cendol, dan yang berdasi itu
dalam ruangan ber AC itu, pemuda desa ini yang mencoba mengelolah koprasi dan
bank simpan pinjam, agar perekonomian di desa ini semakin menggeliat dan
bersinergi satu sama lain, coba lihat jurang pemisah itu lambat laun semakin
tak terlihat, dan coba buka lagi lembar selanjutnya.. memaksa pada sang angan
tapi dengan nada keras sang angan menolaknya, jangan, jangan sampai kau membuka
lembar selanjutnya aku takut kamu gila karna mimpi-mimpimu sendiri, karna
sebenarnya masih banyak yang indah-indah untuk kita rencanakan dan kita
wujudkan. Terasa seperti dalam film harry potter karna prototype itu tampak
nyata seperti LED 3D.
Lumayan mengobati
rinduku, meskipun aku merasa masih haus dengan sari bunganya yang belum sempat
aku menghabiskannya atau mungkin tak akan habis.
3 komentar:
cayo terus RBM
5 tahun lagi itu kan terwujud pasti
sama
mudah2an
Posting Komentar